Rabu, 25 Februari 2015

Makalah filsafat Umum (Zaman Modern dan Zaman Kontemporer)

hay semua, ini ada sedikit pengetahuan. silahkan dibaca untuk menambah pengetahuan kita ya guys...




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan bagi budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh kehidupan. Memahami tradisi pemkiran Barat sebagaimana tercermin dalam pandangan filsafatnya merupakan ke’arifan tersendiri, karena kita akan dapat melacak segi-segi positifnya yang layak kita tiru dan menemukan  sisi-sisi negatifnya yang tidak kita tiru.
Ditinjau dari sudut sejarah, filsafat Barat memiliki empat periodesasi. Periodesasi ini didasarkan atas corak pemikiran yang dominan pada waktu ini. Pertama, adalah zaman Yunani kuno. Kedua, adalah zaman Abad pertengahan. Ketiga,adalah zaman Abad Modern, para filosof pada zaman ini menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman ini lazim disebut antroposentris. Filsafat Barat modern dengan demikian memiliki corak yang berbeda dengan Abad Pertengahan. Letak perbedaan itu terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya, maka zaman Modern otoritas kekuasaan itu terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada zaman Modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada dirinya sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang mengikat itu adalah Agama dan Gerejanya serta Raja dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut. Keempat, adalah Abad Kontemporer dengan ciri pokok pemikiran logosentris, artinya teks menjadi tema sentral diskursus filsafat.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Abad Zaman Modern dan Tokoh serta aliran pemikiran-pemikirannya?
2.      Bagaiman Abad Zaman Kontemporer dan Tokoh serta aliran pemikiran-pemikirannya?
C.    Tujuan Masalah
1.      Agar Mahasiswa dapat memahami tetang Abad Zaman Modern serta tokoh aliran pemikirannya.
2.       Agar Mahasiswa dapat memahami tetang Abad Zaman Kontemporer serta tokoh aliran pemikirannya.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    ZAMAN MODERN (17-19 M)
Tidak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15) ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Dalam era filsaat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.[1]
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang latar. Isac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle for life.[2] J.J Thompson dengan temuannya elektron. Berikut penjelasan sekilas dari filusuf-filusuf tersebut.
1.      Rene Descartes (1596-1650)
Descartes lahir pada tahun 1596 dan meninggal pada tahun 1650. Descartes dianggap sebagai pendiri filsafat modern. Ia ahli matematika dan juga seorang filosuf. Ambisinya yaitu untuk memulai lagi filsafat, menetapkannya diatas dasar yang cukup pasti untuk mendukung bangunan pengetahuan yang tidak meragukan. Sebagai salah seorang partisipan yang paling utama dalam aktivitas intelektual dan ilmiah masanya yang sedang berkembang ia sepenuhnya menghargai pentingnya metode dan penemuan baru yang ketika itu muncul dan ia menyadari tantangan yang ia kemukakan dalam gagasan-gagasan dan asumsi Aristotelianisme yang berurat berakar.[3] Descartes juga mempunyai Buku yang terkenal didalam filsafat murni ialah Discourse de la Methode (1637) dan Meditations (1642). Kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain. Di dalam kedua buku inilah ia menuangkan metodenya yang terkenal itu, metode keraguan Descartes (Cartesian Doubt). Metode ini sering juga disebut Cagito Descartes, atau metode Cogito saja.
Ia mengetahui bahwa tidak mudah meyakinkan tokoh-tokoh Gereja bahwa dasar filsafat haruslah rasio (akal). Tokoh-tokoh Gereja waktu itu tetap yakin bahwa dasar filsafat haruslah iman sebagaimana tersirat di dalam jargon credo ut intelligam dari Anselmus itu. Untuk meyakinkan orang bahwa dasar filsafat haruslah akal, ia menyusun argumentasi yang amat terkenal. Argumentasi itu tertuang di dalam metode cogito tersebut.
Untuk menemukan basis yang kuat bagi filsafat, Descartes meragukan (lebih dulu) segala sesuatu yang dapat diragukan. Mula-mula ia mencoba meragukan semua yang dapat diindera, objek yang sebenarnya tidak mungkin diragukan. Dia meragukan adanya badannya sendiri. Keraguan itu menjadi mungkin karena pada pengalaman mimpi, halusinansi, ilusi, dan juga pada pengalaman dengan roh halus ada yang sebenarnya itu tidak jelas. Di dalam mimpi seolah-olah seseorang mengalami sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi, persis seperti tidak mimpi (jaga). Begitu pula pada pengalaman halusinasi, ilusi, dan kenyataan gaib. Tatkala bermimpi, rasa-rasanya seperti bukan mimpi. Siapa yang dapat menjamin kejadian-kejadian waktu jaga (yang kita katakan sebagai jaga ini) sebagaimana kita alami adalah kejadian-kejadian yang sebenarnya, jadi bukan mimpi? Tidak ada perbedaan yang jelas antara mimpi dan jaga, demikian yang dimaksud oleh Rene Descartes.[4]
2.      Isac Newton
Berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama penemuannya dalam tiga bidang, yaitu teori Gravitasi, perhitungan Calculus, dan Optika. Ketiga bidang tersebut dapat diuraikan (dalam Rizal Mustansyir, 19960 secara singkat adalah sebagai berikut.
a)      Teori Gravitasi adalah perbincangan lanjutan mengenai soal pergerakan yang telah dirintis oleh Galileo dan Keppler. Galileo mempelajari pergerakan dengan lintasan lurus. Keppler mempelajari pergerakan dengan lintasan tertutup atau elips. Teori Gravitasi menerangkan bahwa planet tidak bergerak lurus, namun mengikuti lintasan elips, karena adanya pengaruh gravitasi, yaitu kekuatan yang selalu akan timbul jika ada dua benda berdekatan. Teori Gravitasi ini dapat menerangkan dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh pasang-surutnya air samudera, dan peristiwa astronomi lainnya. Teori Gravitasi Newton ini dipergunakan oleh para ahli berikutnya untuk pembuktian laboratorium dan penemuan planet baru di alam semesta.
b)      Perhitungan Calculus, yaitu hubungan antara X dan Y. Kalau X bertambah, maka Y akan bertambah pula, tetapi menurut ketentuan yang tetap dan teratur. Misalnya ada yang bergerak, panjangnya jarak yang ditempuh tergantung dari kecepatan tiap detik dan panjangnya waktu pergerakan. Cara perhitungan Calculus ini banyak manfaatnya untuk menghitung berbagai hubungan antara dua atau lebih hal yang berubah, bersama dengan ketentuan yang teratur.
c)      Oprika atau mengenai cahaya, jika cahaya matahari dilewatkan sebuah prisma, maka cahaya asli yang kelihatannya homogen menjadi terbias antara merah sampai ungu, menjadi pelangi. Kemudian kalau pelangi itu dilewatkan sebuah prisma lainnya yang terbalik, maka pelangi terkumpul kembali menjadi cahaya homogen. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa cahaya itu sesungguhnya terdiri atas komponen yang terbentang antara merah dan ungu.[5]
3.      Charles Darwin
Dikenal sebagai penganut teori evolusi yang fanatik. Darwin menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada makhluk di bumi terjadi karena seleksi alam.Teorinya yang terkenal adalah struggle for life (perjuangan untuk hidup). Darwin berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup berlaku pada setiap kumpulan makhluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap menampilkan kelainan-kelainan kecil. Makhluk hidup yang berkelainan kecil itu berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan diri akan tersisihkan karena kalah bersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah yang paling unggul (survival of the fittest). [6]
4.      Joseph John Thompson ( 1856 M-1940 M)
Adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang membuahkan penemuan Elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu menghantarkan listrik. Ia menjadi seseorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan sinar molekul yang berbeda dengan menggunakan sinar positif.
B.     ZAMAN KONTEMPORER ( ABAD KE-20 DAN SETERUSNYA)
Sebagian besar pemikir abad ke-20 pernah menulis tentang bahasa.[7] Tugas filsafat bukanlah membuat pernyataan-pernyataan tentang sesuatu yang khusus sebagaimana memecahkan persoalan yang timbul akibat ketidakpahaman terhadap bahasa logika. Perkembangan filsafat abat ke-20 juga ditandai oleh munculnya berbagai aliran filsafat, dan kebanyakan dari aliran itu merupakan kelanjutan dari aliran-aliran filsafat yang telah berkembang pada abad modern, seperti: neo-thomisme, neo-kantianisme, neo-hegelianisme, neo-marxisme, neo-positivisme, dan sebagainya.namun demikian ada juga aliran filsafat yang baru dengan ciri dan corak yang lain sama sekali seperti: fenomenologi, eksistensialisme, pragmatisme, strukturalisme, dan yang paling mutakhir adalah aliran postmodernisme.
Tokoh pertama adalah Edmund Husserl (1859-1938), selaku pendiri aliran fenomenologi, ia telah mempengaruhi pemikiran filsafat abad ke-20 ini secara amat mendalam. Fenomenologi adalah ilmu pengetahuan (logos) tentang apa yang tampak (phinomenon). Fenomenologi dengan demikian adalah ilmu yang mempelajari apa yang tampak atau apa yang menampakkan diri atau fenomenon.[8]
Ekstensialisme dan fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat erat dan menunjukkkan pemberontakan tambahan terhadap metode-metode dan pandangan-pandangan filsafat Barat. Salah seorang tokoh eksistensialisme yang populer adalah Jean Paul Sartre (1905-1980), ia membedakan rasio dialektis dengan rasio analitis. Rasio analitis dijalankan dalam ilmu pengetahuan. Rasio deakletis harus digunakan, jika kita berpikir tentang manusia, sejarah, dan kehidupan sosial. Rasio terakhir ini bersifat diakletis, karena terdapat identitas diakletis antara ada dan pengetahuan, artinya pengetahuan merupakan suatu proses yang berlangsung dalam Ada. Rasio ini diakletis karena objek yang diselidikinya bersifat diakletis dan juga karena ia sendiri ditentukan oleh tempatnya dalam sejarah.[9]
Aliran filsafat eksistensialisme yang menjadi mode berfilsafat pada pertengahan abad ke-20 mendapat reaksi dari aliran strukturalisme. Jika eksistensialisme menerangkan pada peranan individu, maka strukturalisme justru melihat manusia “terkungkung” dalam berbagai struktur dalam kehidupannya. Secara garis besar ada dua pengertian pokok yang sangat erat kaitannya dengan strukturalisme sebagai aliran filsafat. Tokoh yang berpengaruh dalam aliran filsafat strukturalisme adalah Michel  Foucault (1926-1984).
Pada abad ke-20 ada aliran filsafat yang pengaruhnya dalam dunia praksis cukup besar, yaitu aliran filsafat pragmatisme. Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika yang menjadi terkenal selama satu abad terakhir. Aliran filsafat ini merupakan suatu sikap, metode dan filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan  sebagai ukuran untuk menetapkan nilai kebenaran.[10] Salah seorang tokoh pragmatisme adalah William James (1842-1910).
Di antara ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filosuf, bidang fisika menempati kedudukan yang paling tinggi. Menurut Trout (dalam Rizal Mustansyir, dkk., 2001) fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta. Ia juga menunjukkan bahwa secara historis hubungan antara fisika dengna filsafat terlihat dalam dua cara. Pertama, diskusi filosofis mengenai metode fisika, dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang fiiska (misalnya: tentang materi, kuasa, konsep ruang, dan waktu). Kedua, ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, ruang, dan waktu. Dengan demikian, sejak semula sudah ada hubungan yang erat antara filsafat dan fisika.
Fisikawan termashyur abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam itu tidak berhingga besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain, Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer mengetahui hal yang sedikit, tetapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam spesialis dan subspesialis atau super-spesialis, demikian pula bidang ilmu lain. Disamping kecenderungan ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga dihasilkannya bidang ilmu baru seperti bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan teknologi kloning.[11]














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad ( abad ke-14 dan ke 15) ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Di zaman modern ini muncul berbagai aliran pemikiran yaitu Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme dll. Zaman modern juga ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah dan ilmu pengetahuan. Banyak filosof-filosof di zaman modern diantaranya: Rene Descartes (1596-1650), Isac Newton, Charles Darwin , Joseph Jhon Thompson (1856-1940).
Sedangkan zaman kontemporer juga di tandai dengan munculnya berbagai aliran filsafat, dan kebanyakan dari aliran itu merupakan kelanjutan dari aliran-aliran filsafat yang telah berkembang pada abad modern, seperti: neo-thomisme, neo-kantianisme, neo-hegelianisme, neo-marxisme, neo-positivisme, dan sebagainya. Namun demikian ada juga aliran filsafat yang baru dengan ciri dan corak yang lain seperti: fenomenologi, eksistensialisme, pragmatisme, strukturalisme, dan postmodernisme.
Pertama, Fenomenologi dengan tokoh utamanya adalah Edmund Husserl (1859-1938), selaku pendiri aliran fenomenologi. Fenomenologi adalah ilmu pengetahuan (logos) tentang apa yang tampak (phinomenon). Fenomenologi dengan demikian adalah ilmu yang mempelajari apa yang tampak atau apa yang menampakkan diri atau fenomenon.
Kedua, Ekstensialisme dan tokoh yang populer adalah Jean Paul Sartre (1905-1980), ia membedakan rasio dialektis dengan rasio analitis. Ekstensialisme dan fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat erat dan menunjukkkan pemberontakan tambahan terhadap metode-metode dan pandangan-pandangan filsafat Barat.
Ketiga, Strukturalisme dengan tokoh Michael Foucault (1926-1984). Jika eksistensialisme menerangkan pada peranan individu, maka strukturalisme justru melihat manusia “terkungkung” dalam berbagai struktur dalam kehidupannya.





[1] Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) hlm., 113-115.
[2]  Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) hlm., 87.
[3] Ilzamudin Ma’mur, Mufti Ali, Lima Puluh Filosof Dunia yang Menggerakkan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, cet. 1. ) hlm., 83.
[4] Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung: PT Rosdakarya Offset, 1990, cet. 1) hlm., 129-130.
[5] Op.cit., hlm., 87-88.
[6] Loc.cit., hlm., 89.
[7] Drs. Rizal Mustansyir, Filsafat Ilmu, ( Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 2001, cet. 1.) hlm., 89.
[8] Ibid., hlm. 91.
[9] Ibid., hlm. 93.
[10] Ibid., hlm. 95.
[11] Loc. Cit., hlm. 89.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar